Posts tagged Artikel

Putri-Putri Manusia Terbaik Muhammad Rasululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam

puteri-puteri-manusia-terbaikAllah Subhanahu wa Ta’ala telah memuliakan penutup para Nabi dan Rasul Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam dengan 4 (empat) orang putri -Radhiyallahu ‘anhunna- kesemuanya telah sampai pada puncak kesucian, keshalaihan, wira’i dan taqwa. Mereka adalah teladan dan percontohan bagi setiap wanita yang menginginkan keselamatan dan kebahagiaan.

1. putri sulungnya adalah Zaenab Radiyallohu ‘Anha yang lahir sepuluh tahun sebelum Kenabian, dan yang wafat di masa Ayahandanya Rasulillah Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam pada tahun 8 H setelah menderita sakit akibat dijatuhkan kaum musyrik Quraisy dari ontanya saat hijrah. Dinikahi oleh Abul Ash ibn al-Rabi’, memiliki putra yang bernama Ali, meninggal saat kecil. Dan memiliki putrid yang bernama Umamah, yang dinikahi oleh Ali ibn Abi Thalib setelah wafatnya Fatimah Radiyallohu ‘Anha.

(more…)

Sejarah Berdirinya Negara Teroris

Tujuan Instruksional

  • Mengetahui proses berdirinya negara Israel dengan menyebutkan poin-poin penting yang melatarbelakangi pendiriannya
  • mengetahui orang-orang yang memusuhi Allah subhanahu wa ta’ala, Islam dan kaum muslimin, khususnya kaum muslimin Palestina
  • Melakukan perlawanan kepada negara Israel melalui tulisan, ceramah dan membantu bangsa Palestina dengan harta dan do’a.
  • Menyadari bahaya yang dilakukan oleh Yahudi melalui peperangan bersenjata, media serta sarana lainnya yang akan merusak dan menghancurkan kekuatan umat Ismal dan umat manusia.

A. Perjalanan sejarah bangsa Israel

Max I. Dimont, sejarawan Yahudi, dalam bukunya “Jews, God, and History”, menulis, “Ketika, akhirnya, pada abad XII SM, bangsa Yahudi menetap di sebuah negara yang dapat mereka sebut sebagai milik mereka sendiri, mereka memilih sejalur wilayah yang merupakan koridor bagi tentara imperium-imperium yang sedang berperang. Bangsa Yahudi harus membayar pilihan ini, terbantai di medan pertempuran, dijual sebagai budak, atau dideportasi ke negeri-negeri asing. (more…)

Teluk Umar bukan Teluk Persia

Teluk Arabia bukan Teluk Persia, BAHKAN mulai sekarang kita sebut “TELUK UMAR IBNUL KHATTHAB”!!!!!

Bukti terbesar bagi kebencian Syiah (Iran) kepada Nabi Muhammad, dan ahlul bait adalah penamaan mereka terhadap Teluk Arabia dengan nama teluk Persia.
Nabi orang Arab, imam Ali orang Arab, Hasan, Husen orang Arab, Fatimah az-Zahra` orang Arab. Bahkan tidak ada satupun imam ahlul bait dari Persia, semuanya dari Arab. Namun mengapa Iran bersikeras menamakan teluk arab dengan teluk Persia?
Oleh karena itu sejatinya mereka mengagungkan Persia dan majusi benci arab dan Islam, namun mereka menjadikan ahlul bait sebagai topeng!

Dilihat dari geografi dan etnis maka itu adalah teluk arab bukan teluk Persia.
Di teluk ada tiga pulau yang bernama P. Thunub syughra. P. thunub Kubra dan p. Abu Musa. 3 pulau ini termasuk wilayah Emirat (Arab) namun sejak kurang dari 40 tahun lalu dicaplok dan dijajah oleh Iran. Iran memaksa-maksa memasukkannya kedalam wilayah Persia. Persisi sepert Yahudi Bani Israel yang merampas dan merampok tanah Palestina (Arab) yang mereka klaim sebagai tanah yahudi. Sampai hari ini Emirat menuntut kembalinya 3 pulau arab itu.

Maklum, Syiah adalah yahudi ditambah majusi. (more…)

Perbesanan (Mushaharah) Antara Ahlul Bait Dengan Anak Keturunan Paman-paman Mereka

Klik Gambar untuk MemperbesarPerbesanan Antara Ahlul Bait Dengan Anak Keturunan Paman-paman Mereka

Perbesanan Antara Ahlul Bait Dengan Anak Keturunan Paman-paman Mereka

Keturunan Nabi sholallohu ‘alaihi wa sallam tidaklah terkucil atau mengucilkan diri dari masyarakat, tetapi tersebar dan terikat dengan hubungan yang luas dengan mereka. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya hubungan perbesanan antara mereka dan antara anak keturunan paman-paman mereka, di setiap generasinya. Bahkan 3 dari putri Nabi sholallohu ‘alaihi wa sallam berada dalam rumah tangga orang-orang Quraisy.

Ada 8 (delapan) perbesanan antara ahlul bait dengan keluarga besar Utsman rodhiallohu ‘anhu. 6 (enam) perbesanan bersama keluarga besar Marwan ibnil Hakam, dan 4 (empat) perbesanan dengan keluarga besar Abu Sufyan rodhiallohu ‘anhu . yang paling mulia secara mutlak adalah perkawinan Rasulullah sholallohu ‘alaihi wa sallam dengan Ummu Habibah  (Ramlah) binti Abu Sufyan –radhiyallahuma- dan yang termasuk istri Nabi yang paling dekat nasabnya dengan beliau.

Dari sekian perbesanan ini ada 13 perbesanan dengan keluarga besar Ali ibn Abi Thalib rodhiallohu ‘anhu, yang sebagian besarnya terjadi setelah peristiwa: Shiffin, Jamal dan Karbala.

Tidak cukup mereka berdekatan dan berhubungan secara nasab (garis keturunan, atau hubungan darah)  namun mereka menambah kedekatan dan keakraban dengan mushaharah (perbesanan), yang demikian itu karena mereka ingin bersambung dengan nasab Nabi yang mulia yang tidak akan putus di hari dimana semua nasab dan sebab terputus. (Abu Hamzah)

Keterangan gambar pohon Nasab:

  1. Kesamaan nomor adalah menunjukkan adanya hubungan mushaharah (perbesanan, pernikahan) antara dua orang yang mulia ini dari Bani Hasyim dan anak keturunan paman mereka.
  2. Untuk hubungan perbesanan antara ahlul bait dengan Usman ibn Affan rodhiallohu ‘anhu akan kita sendirikan karena pertingnya.
  3. Dengan pohon  nasab ini menjadi nyatalah hubungan kasih sayang dan kekeluargaan yang mesra antara ahlul bait dengan para sahabat Nabi sholallohu ‘alaihi wa sallam, dan bahwasanya mushaharah di antara mereka terjadi sebelum peristiwa-peristiwa fitnah hingga sesudahnya. Suatu hal yang menunjukkan bahwa  hubungan yang harmonis diantara mereka tetap terjaga sepanjang generasi dan sejarah.

Nama-nama yang dicintai oleh Imam Ali dan Putra-putranya

pohon

Khalifah Ali rodiallohu ‘anhu telah memberi nama putra-putranya dengan nama-nama yang tidak masyhur dan tidak banyak pada zamannya, akan tetapi pemilik nama-nama itu sebelumnya adalah orang-orang yang memiliki kedudukan kusus dalam hatinya. Maka apakah yang mendorong imam Ali amirul mukminin rodiallohu ‘anhu  memberikan nama-nama ini untuk putra-putranya? Jawabannya sangat mudah, yaitu “cinta yang dalam dan kasing sayang yang murni, persaudaraan yang agung”

Abu Bakar dan Umar serta Usman rahimahumullah semuanya ikut dalam peristiwa Karbala dan semuanya mati syahid di sana. Yang saya maksud bukanlah khulafa’ Rasyidin yang tiga, melainkan putra-putra Imam Ali sang khalifah rasyid  keempat, yang datang setelah mereka.
Abu Bakar adalah saudara sibthaini (kedua cucu Rasulullah sholallohu ‘alaihi wa sallam, imam Hasan dan imam Husain), putra dari sepasang suami istri yang diberkahi.
Sementara Abu Bakar yang lain adalah putra imam Hasan ibn Ali rodiallohu ‘anhu dan dua Umar yang lain, yaitu Umar ibn Hasan dan Umar ibn Husain mereka bertiga juga ikut perang Karbala dan mati syahid di sana. Kedua ayah mereka ingin memberi nama sebanyak-banyaknya dari putra-putranya dengan nama para pendahulu mereka yang terbaik.

Sementara dari generasi ketiga dari pohon nasab yang mulia ini ada nama Umar dan Usman. Keduanya adalah putra Ali ibn Husain ibn Ali ibn Abi Thalib. (more…)

Go to Top