Artikel

01

Serial Aurat Buku Syaikh Idahram-2 (bag. 2)

“MEREKA MEMALSUKAN

KITAB-KITAB KARYA ULAMA KLASIK”

Episode Kebohongan Publik Sekte Salafi Wahabi

Bagian (2)

Agus Hasan Bashori, Lc., M.Ag.

Belakangan diketahui bahwa nama Syaikh Idahram adalah Marhadi kelahiran 1975, sengaja dia samarkan dengan membalik hurufnya menjadi Idahram mengikuti model bahasa Kera Ngalam/Arek Malang.  Kemudian dia beri gelar Syaikh di depannya, yang di negeri kita ini maknanya adalah orang yang sepuh usia dan sepuh ilmunya, ternyata kenyataannya  tidak demikian. Ini bisa disebut sebagai perbuatan mengecoh atau mengelabui yang dalam bahasa arab dan dalam disiplin ilmu hadits disebut tadlis. Oleh karena itu mulai sekarang kita panggil dengan panggilan Ustadz, sebagaimana lazimnya di Indonesia.  Ustadz Idahram, penulis buku “

Secara meyakinkan dan terang-terangan telah melakukan “kedustaan kebohongan” di depan publik, dengan menuduh Syaikh Muhammad ibn Abdul Wahhab dengan tuduhan-tuduhan keji sebagai orang yang ajarannya sesat, (setan berbentuk manusia, pemimpin aliran sesat yang sudah diprediksi oleh Nabi sebelumnya dan diperintahkan untuk dibunuh dan dijanjikan pahala bagi yang membunuhnya, karena ia dan kelompoknya melakukan teror kepada umat Islam), mengkafirkan umat Islam, membakar kitab dan mengajarkan pengikutnya untuk memalsukan kitab para ulama dan lain sebagainya. Hal itu didasarkan pada pemahamannya (terjemahannya) yang salah fatal terhadap ucapan Syaikh Muhammad ibnu Abdil Wahhab!!! (more…)

Jawaban Komentar “Dialog Ulama Wahhabi VS Anak Bau Kencur?!! (bag. 3)”

Pertama :

Saya minta maaf kalau komentar anda tidak termuat. Saya tidak tahu apa sebabnya, tapi seingat saya belum pernah admin menyerahkan pertanyaan-pertanyaan seperti ini kepada saya.

Berikut pertanyaan-pertanyan dari seorang komentator :

“Bapak Abu Hamzah, saya adalah seorang yang sedang belajar tentang Islam. Saya anak muda yang lahir dan tumbuh dari kalangan Nahdliyyin, dan saya terbuka dengan segala macam pemikiran, karena itu yang diajarkan oleh ulama kami di NU. saya tertarik dengan ulasan Bapak. namun, ada beberapa hal yang menurut saya perlu Bapak klarifikasi lagi:

1. Bapak katakan :

“Bid’ah secara bahasa adalah membuat hal baru tanpa ada contoh sebelumnya. Hal baru ini ada yang hasanah (baik) dan ada yang sayyiah (buruk). Persis sebagaimana sunnah, secara bahasa sunnah adalah thariqah dan sirah (jalan atau cara yang ditempuh), maka secara bahasa, ada sunnah hasanah dan ada sunnah sayyiah, ada sunnah Nabi dan ada sunnah selain Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam”.

Sunnah Hasanah adalah sunnahnya Nabi, sedang sunnah sayyiah adalah sunnahnya bukan nabi. Lalu: Bid’ah hasanah itu bid’ah-nya siapa? yang sayyiah bid’ahnya siapa? (more…)

news

Antara Wahabi dan Isu Terorisme

Dikutip dari :
KORAN REPUBLIKA, 7 OKTOBER 2011
HALAMAN 4

(more…)

kacamata

Syiah Di Mata Para Imam Ahlul Bait

  1. Khalifah Ali (imam pertama mereka) Radhiyallahu ‘anhu berkata:

وسيهلك في صنفان: محب مفرط يذهب به الحب إلى غير الحق، ومبغض مفرط يذهب به البغض إلى غير الحق ، وخير الناس في حالا النمط الاوسط، فالزموه والزموا السواد الاعظم فإن يد الله على الجماعة.

Akan binasa tentang aku dua kelompok: (pertama) kelompok yang mencintai secara berlebihan sehingga kecintaannya membawa kepada yang tidak benar, dan kelompok yang membenci, yang kebenciannya membawa kepada yang tidak benar. Sebaik-baik manusia adalah yang moderat (tengah/adil) maka ikutilah ia, ikutilah kelompok terbesar (maksudnya waktu itu yaitu para sahabat dan tabi’in) karena tangan Allah ada di atas jama’ah.” (Nahjul Balaghah, 2/8) (more…)

kitab

Riwayat-Riwayat Syiah yang Lucu dan Tragis, Mengundang Tangis Bercampur Tawa

Oleh Divisi Ilmiah www.alburhan,com

Diterjemah oleh : Ustadz Agus Hasan Bashori Lc,M.Ag.

Pemikiran atau madzhab apapun jika  abecedenya dan prinsip-prinsipnya tidak bersandar pada Kitabullah dan Sunnah Rasulillah yang suci, dan tidak mengambil cahaya penerang dari keduanya, tidak mengambil dari makna-maknanya maka pada dasarnya pemikiran dan madzhab itu menyimpang dari kebenaran, terjatuh dalam kesalahan yang tercela, dan mendatangkan hal-hal yang tidak bisa diterima akal dan pikiran. Rabb kita telah memerintahkan kita  apa yang bermanfaat bagi ikiita, dan mengajari kita apa yang berguna bagi kita, memerintahkan kita untuk ittiba’ dan melarang kita dari ibtida’, mendorong kita untuk berpegangan dengan al-Qur`an dan sunnah dan telah menjelaskan jalan surga kepada kita. (more…)

Go to Top