Buku
Khusus Untuk Pemuda Syiah (bag. 8)
(189 PERTANYAAN YANG DAPAT MENUNTUN MEREKA
KEPADA AGAMA NABI -Shalallahu alaihi wasalam- DAN AHLUL BAIT)
OLEH
Sulaiman ibn Shalih al-Kharasyi
diterjemah dan disajikan
oleh Abu Hamzah al-Sanuwi
8. Al Kulaini di dalam kitab Al Kafi menyebutkan, “Bahwa para imam mengetahui kapan mereka akan mati dan bahwa mereka tidak mati kecuali karena kehendak mereka sendiri.”1 Sementara Al Majlisi di dalam kitabnya Biharul Anwar menyebutkan suatu hadits yang berbunyi, “Tidak ada seorang pun imam melainkan ia mati terbunuh atau diracun.”2
Jika seorang imam mengetahui perkara ghaib seperti disebutkan oleh Al Kulaini dan Al Hurr Al Amili, maka tentunya dia akan mengetahui makanan dan minuman apa yang akan disuguhkan kepadanya. Jika makanan tersebut diberi racun, maka dia akan mengetahui racun yang ada di dalamnya sehingga ia bisa menjauhinya. Jika dia tetap menyantapnya, berarti dia mati bunuh diri, karena dia tahu bahwa makanan tersebut diberi racun, dengan begitu berarti dia membunuh dirinya sendiri. Padahal Nabi -Shalallahu alaihi wasalam- telah memberitahukan bahwa orang yang bunuh diri berada di neraka. Lalu apakah kelompok Syi’ah rela hal ini terjadi pada imam-imam mereka? (more…)
Khusus Untuk Pemuda Syiah (bag. 7)
(189 PERTANYAAN YANG DAPAT MENUNTUN MEREKA
KEPADA AGAMA NABI -Shalallahu alaihi wasalam- DAN AHLUL BAIT)
OLEH
Sulaiman ibn Shalih al-Kharasyi
diterjemah dan disajikan
oleh Abu Hamzah al-Sanuwi
6. Kelompok Syi’ah mengklaim bahwa Fatimah -Radhiallahuanha- yang merupakan darah daging Nabi –Shalallahu alaihi wasalam- telah dihinakan di masa Abu Bakar –Radiallahuanhu-, dipatahkan tulang rusuknya, hendak dibakar rumahnya serta digugurkan janinnya yang mereka namai Al-Muhsin.
Pertanyaan: Di manakah Ali saat itu semua terjadi? Mengapa diam saja tidak menuntut haknya, padahal dia adalah seorang pemberani yang pantang mundur?
Syiah Menghina Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan Ahlul Bait
Buku Gen Syiah
Syi’ah secara dusta mengaku sebagai pecinta ahlul bait. Ucapan dan perbuatan mereka bertolak belakang dengan klaim mereka. Hal seperti ini tidaklah aneh atau asing pada diri anak cucu Majusi. Mereka telah berani menginjak-injak rumah tangga Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, mereka telah menghina Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam –semoga Allah melaknat mereka- mereka telah menghina istri-istri Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang menjadi ibu-ibu bagi kaum mukminin. Mereka juga telah berani menginjak-injak imam pertama mereka yang diyakini ma’shum. Sifat mereka ini menjadi sempurna dengan menghinakan al-Hasan, al-Husain, Ali ibn al-Hasan dan para imam lainnya. Sebagaimana pula mereka telah menghina putri-putri Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan yang utama adalah Fathimah az-Zahra’ Radhiallahu ‘Anha. Ini belum lagi dengan penghinaan mereka terhadap semua Nabi dan Rasul. (more…)
Kasus Tanah Fadak
Seperti biasa, Syi’ah telah menciptakan kisah-kisah fiktif berdasarkan kekuatan imajinatif mereka yang keruh. Mereka ciptakan kasus fadak[1] untuk mempengaruhi orang-orang bodoh di sekitar mereka. Dan untuk memberi gambaran bahwa ahlul bait dan Abu Bakar serta khulafa’ rasyidin sesudahnya tidak berada dalam satu kesatuan dan keharmonisan dan mereka di atas perbedaan yang berkepanjangan. Untuk tujuan ini Syi’ah telah memainkan peran, menggerakkan pena-pena mereka dan lisan-lisan mereka dengan tinta celaan dan cercaan, pemfasikan dan pentakfiran serta kemurtadan untuk Abu Bakar, Umar dan seluruh sahabat Radhiallahu ‘Anhu. (more…)
Bantuan Abu Bakar, Umar, dan Utsman Kepada Ali Ketika Menikah Dengan Fathimah
BANTUAN ABU BAKAR, UMAR DAN UTSMAN KEPADA ALI KETIKA MENIKAH DENGAN FATHIMAH
Sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam saling mencintai karena Allah dan dalam urusan Allah. Seorang di antara mereka senantiasa berpikir tentang kebutuhan saudaranya. Memenuhi hak dan menolong adalah sifat mereka. Akan tetapi Rafidhah tidak pernah merasa tenang melainkan dengan merusak dan mengeruhkan suasana persaudaraan yang indah di antara mereka. (more…)
Komentar